WINDASARI, SILVIANA (2025) PENGEMBANGAN PROTOTIPE IOT UNTUK OPTIMALISASI PENYIMPANAN ALAT DAN BAHAN BERBAHAYA UNTUK PENINGKATAN K3L DI LABORATORIUM UNIVERSITAS SAINS INDONESIA. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
01 COVER.pdf Download (367kB) | Preview |
|
![[img]](https://repository.mercubuana.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text (BAB I)
02 BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (256kB) |
|
|
Text (BAB II)
03 BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
|
|
Text (BAB III)
04 BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (135kB) |
|
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
05 DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (199kB) |
|
|
Text (LAMPIRAN)
06 LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (169kB) |
Abstract
Laboratory incidents are often triggered by the misplacement of hazardous materials and delays in recognizing unsafe conditions. Existing safety solutions— sensors and IoT dashboards—improve situational awareness, but are generally still reactive, operate on a room/building scale, rarely enforce storage rules at the item level, and rarely report warning selectivity (false alarms). This research introduces a compact prototype that combines RFID-based storage zone verification with environmental monitoring to support HSSE compliance at the storage unit level. An ESP32-based controller integrates three RFID readers (low/medium/high risk compartments) with temperature–humidity and gas sensors; data is forwarded to an IoT interface (e.g., Blynk) for real-time visualization and notification, while rulebased logic triggers local (buzzer) and remote alerts when tagged items are placed in the wrong zone or thresholds are exceeded. Scenario-based evaluation across 18 cases (correct/incorrect placement) yielded 100% tag detection and placement validation, an average response time of 2.37 s, and no false alarms for correct placements. These results demonstrate that placement verification combined with multi-sensor monitoring provides low-latency selective alerts while avoiding false alarms, establishing a quantitative benchmark for scalable smart laboratory HSSE enforcement. Keywords: HSSE, laboratory safety, RFID, IoT, hazardous materials Insiden laboratorium kerap dipicu oleh salah-penempatan bahan berbahaya dan keterlambatan mengenali kondisi tidak aman. Solusi keselamatan yang ada—sensor dan dasbor IoT—meningkatkan kesadaran situasional, tetapi umumnya masih reaktif, bekerja pada skala ruang/gedung, jarang menegakkan aturan penyimpanan pada level item, dan jarang melaporkan selektivitas peringatan (false alarm). Penelitian ini memperkenalkan prototipe ringkas yang menggabungkan verifikasi zona penyimpanan berbasis RFID dengan pemantauan lingkungan untuk mendukung kepatuhan HSSE pada level unit penyimpanan. Pengendali berbasis ESP32 mengintegrasikan tiga pembaca RFID (kompartemen risiko rendah/sedang/tinggi) dengan sensor suhu–kelembapan dan gas; data diteruskan ke antarmuka IoT (mis. Blynk) untuk visualisasi dan notifikasi waktu nyata, sementara logika berbasis aturan memicu peringatan lokal (buzzer) dan jarak jauh ketika item ber-tag ditempatkan di zona yang keliru atau ambang terlewati. Evaluasi berbasis skenario pada 18 kasus (penempatan benar/tidak cocok) menghasilkan deteksi tag dan validasi penempatan 100%, waktu respons rata-rata 2,37 s, serta tanpa false alarm pada penempatan yang benar. Hasil ini menunjukkan bahwa verifikasi penempatan yang dipadukan dengan pemantauan multi-sensor memberikan peringatan selektif berlatensi rendah sekaligus menghindari peringatan gangguan, menetapkan tolok ukur kuantitatif untuk penegakan HSSE laboratorium pintar yang dapat diskalakan. Kata kunci: HSSE, keselamatan laboratorium, RFID, IoT, bahan berbahaya.
Actions (login required)
 |
View Item |
