ETIKA KOMUNIKASI POLITIK DALAM PERJANJIAN BATU TULIS ANTARA PDI PERJUANGAN DAN PARTAI GERINDRA PADA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN 2014

ROMANSEN, ROMANSEN (2016) ETIKA KOMUNIKASI POLITIK DALAM PERJANJIAN BATU TULIS ANTARA PDI PERJUANGAN DAN PARTAI GERINDRA PADA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN 2014. S2 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta-Menteng.

[img]
Preview
Text (Cover)
COVER.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
ABSTRACT.pdf

Download (143kB) | Preview
[img] Text (BAB I)
BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (365kB)
[img] Text (BAB II)
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (586kB)
[img] Text (BAB III)
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (269kB)
[img] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (372kB)
[img] Text (BAB V)
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (218kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN .pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Pada dasarnya tujuan penelitian ini berkonsentrasi pada bagaimana proses pembentukan konsep diri konselor adiksi, motif mantan pecandu narkoba menjadi konselor adiksi, dan makna konsep diri konselor adiksi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, dimana peneliti mengadakan wawancara kepada konselor adiksi yang bekerja di Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Kabupaten Bogor untuk mendapatkan temuan penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah peneliti menemukan bahwa, proses pembentukan konsep diri konselor adiksi melalui tiga fase, yakni fase menjadi pecandu narkoba, fase masa rehabilitasi dan fase menjadi konselor adiksi. Motif mantan pecandu narkoba menjadi konselor adiksi adalah motif masa lalu dan motif masa depan. Adapun motif yang mendukung peran konselor adiksi adalah significant other dan kompetensi. Fase menjadi pecandu narkoba mempersepsikan konsep diri anti sosial, fase masa rehabilitasi mempersepsikan konsep diri sosial, dan fase menjadi konselor adiksi mempersepsikan konsep diri nilai sosial. Makna konsep diri anti sosial mempersepsikan perilaku menyimpang, makna konsep diri sosial mempersepsikan perilaku simpati, dan makna konsep diri nilai sosial mempersepsikan perilaku empati. Pengalaman masa lalu, significant other, dan kompetensi yang dimiliki menjadikan dorongan dan pengetahuan mengembangkan potensi konsep diri bagi konselor adiksi untuk menjadi orang yang lebih baik, menjadi konselor adiksi yang profesional dan bermanfaat baik untuk pribadi, klien/residen, keluarga serta masyarakat melalui interaksi maupun proses sosial.

Item Type: Thesis (S2)
Call Number CD: CDT-552-16-030
Call Number: 52/PCOM/2016/011
NIM/NIDN Creators: 55211120111
Uncontrolled Keywords: konselor adiksi, fenomenologi, konsep diri, the counselor addiction, phenomenology, self-concept, KOMPOL, komunikasi politik
Subjects: 300 Social Science/Ilmu-ilmu Sosial > 300. Social Science/Ilmu-ilmu Sosial > 302 Social Interaction, Interpersonal Relations/Interaksi Sosial, Hubungan Antarpersonal > 302.2 Communication/Komunikasi
Divisions: Pascasarjana > Magister Ilmu Komunikasi
Depositing User: Rokhyudi
Date Deposited: 25 Apr 2018 07:32
Last Modified: 27 Jun 2022 02:20
URI: http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/42218

Actions (login required)

View Item View Item