PESAN POLITIK MOHAMMAD NATSIR TENTANG RELASI AGAMA DAN NEGARA (Analisis Framing Pidato Politik Mohammad Natsir Dalam Sidang Konstituante Pada 12 November 1957)

Kamil, Mohamad Ichsan (2007) PESAN POLITIK MOHAMMAD NATSIR TENTANG RELASI AGAMA DAN NEGARA (Analisis Framing Pidato Politik Mohammad Natsir Dalam Sidang Konstituante Pada 12 November 1957). S1 thesis, Universitas Mercu Buana.

[img] Text (Full Text)
Full Text.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK Universitas : MERCU BUANA Fakultas : Ilmu Komunikasi Jurusan : Jurnalistik Nama : Mohamad Ichsan Kamil Judul : PESAN POLITIK MOHAMMAD NATSIR TENTANG RELASI AGAMA DAN NEGARA ( Analisis Framing Pidato Politik Mohammad Natsir Dalam Sidang Konstituante Pada 12 November 1957 ) vii + 150 hal dan 32 hal Lampiran; Bibliografi:26 (1978 – 2004) Permasalahan dasar negara merupakan polemik yang tidak berkesudahan. Natsir yang mewakili kepentingan kelompok Islam, mencoba menyelesaikannya dengan gagasan yaitu Islam sebagai Dasar Negara. Gagasannya tersebut disampaikan pada 12 November 1957 melalui pidato politik di sidang Konstituate. Pidato itu dapat dikatakan sebagai pesan politik. Dalam paradigma konstruksionis, pesan tidak hanya diartikan sebagai sebuah proses transmisi pesan. Namun, pesan adalah politik pemaknaan, dimana pesan pada akhirnya bersifat dinamis. Oleh karena itu, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana konstruksi pesan politik Mohammad Natsir tentang relasi agama dan negara. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran atas konstruksi pesan politik Mohammad Natsir tentang relasi agama dan negara. Sebagai seorang komunikator politik, Natsir adalah seorang ideolog atau “pesilat lidah” yang handal. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa pesan tidak hanya dipahami sebagai sebuah proses transmisi namun juga lebih kepada politik pemaknaan dari sebuah pesan. Dengan menggunakan pendekatan analisis framing maka kita akan mendapatkan gambaran yang jelas tentang konstruksi atas pesan politik Natsir. Konstruksi tersebut adalah bagaimana Natsir menyampaikan pesan politik relasi agama dan negara secara jelas dan tampak wajar, sehingga dapat diterima oleh khalayak. Penelitian ini bersifat deskriptif, dan menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan model Gamson dan Modigliani dari pendekatan analisis framing, maka penelitian ini berupaya mengurai bagaimana struktur pesan. Struktur pesan tersebut adalah adanya ide sentral, dimana ide sentral tersebut mempunyai perangkat pendukung dan perangkat penalaran. Hasil penelitian ini secara jelas menunjukkan konstruksi Natsir terhadap “Relasi Agama dan Negara”, yang ditunjukkannya dalam tiga pandangan. Ketiga pandangan itu adalah penolakan Natsir atas Sekulerisme yang lebih merujuk kepada Komunisme, dan Pancasila yang bersumber atas Sekulerisme, serta pengaruh Islam atas kehidupan masyarakat dan negara. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pembelaan Natsir terhadap Islam serta penolakannya atas Pancasila sebagai “titik pertemuan” ideologi, telah menegaskan sikap Natsir sebagai seorang ideolog.

Item Type: Thesis (S1)
Call Number CD: FK/JR. 07 048
NIM/NIDN Creators: 04100-040
Uncontrolled Keywords: Analisis Framing
Divisions: ?? 041 ??
Depositing User: Admin Perpus UMB
Date Deposited: 27 Mar 2009 10:02
Last Modified: 06 Jul 2017 03:22
URI: http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/37621

Actions (login required)

View Item View Item